Kerap Luput Terlihat, Ini 6 Faktor Lingkungan yang Berpengaruh pada Mental
Faktor lingkungan bisa berdampak signifikan pada kesehatan mental seseorang. Lingkungan berarti perpaduan faktor fisik seperti tempat tinggal dan juga orang yang ada di sekitar. Seseorang tentu menghabiskan sebagian besar waktunya di lingkungan. Dengan demikian, pengaruhnya baik secara fisik maupun mental sangatlah besar. Lingkungan yang kotor dan tidak baik bahkan meningkatkan risiko terjadinya depresi, begitu pula sebaliknya.
Pengaruh faktor lingkungan pada mental
1. Estetika
2. Sensori
3. Cahaya matahari dan kebersihan
4. Orang sekitar
5. Budaya
6. Persepsi
Cara mengendalikan faktor lingkungan
- Mengubah pencahayaan di tempat tinggal
- Mengupayakan ruangan dapat cahaya matahari
- Mengatur barang-barang berada di tempatnya
- Menyingkirkan barang yang tidak berguna
- Mencari cara agar rumah tidak terkena suara bising seperti jalanan
Ada banyak hal dari faktor lingkungan yang bisa berdampak pada kesehatan mental, beberapa di antaranya adalah:
Faktor estetika sangat berkaitan dengan bagaimana seseorang menata tempat tinggalnya. Itulah mengapa, terlalu banyak barang akan membuat seseorang merasa kewalahan karena distraksi berlebihan. Rasa kewalahan ini berkaitan erat dengan munculnya gangguan kecemasan.
Rekomendasinya adalah meletakkan objek hingga warna di lingkungan yang bisa berdampak positif pada mood. Dengan cara ini, seseorang bisa merasa rileks sekaligus meredakan stres saat pulang ke rumah.
Faktor sensori terkait erat dengan apa yang dirasakan indra ketika berada di sebuah lingkungan. Mulai dari pencahayaan, suara, aroma, hingga warna. Ini berpengaruh pada bagaimana seseorang bisa merasa nyaman, rileks, dan aman.
Sebagai contoh, cahaya terlalu terang dan suara bising dapat menyebabkan seseorang merasa gelisah. Begitu pula tempat dingin dan gelap bisa membuat seseorang hilang motivasi. Ini menunjukkan seberapa signifikannya pengaruh sensori terhadap kondisi mental.
Penting memasukkan cahaya matahari sebagai salah satu poin tersendiri dalam faktor lingkungan karena pengaruhnya yang signifikan. Kurangnya cahaya matahari terutama di negara yang memiliki musim dingin panjang bisa menyebabkan seasonal affective disorder.
Sementara dalam hal kebersihan, polusi udara dan sanitasi buruk akan meningkatkan risiko seseorang mengalami depresi. Tentunya ini juga berdampak pada kesehatan fisik seperti risiko gangguan pencernaan hingga asma.
Komunikasi dengan orang sekitar juga merupakan faktor lingkungan yang sangat berdampak. Terlebih, manusia adalah makhluk sosial yang selalu berkomunikasi. Adanya konflik atau gesekan dengan orang lain di lingkungan sekitar bisa menjadi pemicu stres luar biasa.
Di sisi lain, memiliki orang tepercaya sekaligus terdekat di lingkungan akan memberikan rasa tenang. Contohnya tinggal bersama pasangan yang bisa mengelola emosi dengan baik serta komunikasi lancar, tentu menjadi sumber ketenangan tersendiri.